Senin, 02 Februari 2009

(Friendly Match) Persib - Perkesit Cianjur 7-0

Goals by :
Christian Gonzales ‘7, ‘14, and ‘42
Zaenal Arif ‘81 and ‘84
Rafael Alves Bastos ‘33
Hilton Moreira ‘86

Kehadiran Gonzales Berikan Angin Segar


BANDUNG, (PR).-
Kehadiran striker Christian Gonzales di tubuh Persib memberikan angin segar. Tidak hanya untuk menambah daya dobrak tim, ia juga meningkatkan motivasi pemain secara perseorangan. Produktivitas gol Persib yang sempat merosot pun mulai merangkak naik.

Demikian salah satu evaluasi Pelatih Jaya Hartono dari pertandingan uji coba Persib melawan tim Divisi III Perkesit Cianjur di Stadion Persib, Jln. Ahmad Yani, Bandung, Minggu (1/2). Pertandingan yang disaksikan sekitar 15.000 penonton itu berakhir 7-0 (4-0).

“Kehadiran Gonzales bisa menjawab kebutuhan tim. Pengaruhnya juga bisa dirasakan pada sejumlah pemain, seperti Zaenal Arif dan Atep. Motivasi mereka meningkat dan berimbas langsung pada penampilan mereka di lapangan yang menjadi lebih baik. Mudah-mudahan kondisi ini terus berlanjut,” kata Jaya seusai pertandingan.

Pada pertandingan tersebut Gonzales menyumbangkan tiga gol, masing-masing pada menit ke-7, 14, dan 42. Ia juga memberikan assist pada gol Zaenal Arif, setelah melakukan aksi individu dengan menggiring bola ke kotak penalti, hingga melewati penjaga gawang Perkesit.

Pada pertandingan tersebut dua gol disumbangkan Zaenal Arif pada menit ke-81 dan 84. Dua gol lainnya masing-masing disumbangkan Rafael Alves Bastos pada menit ke-33 dan Hilton Moreira menit ke-86.

“Penampilan Gonzales sangat bagus, khususnya permainan satu duanya. Kerja samanya dengan Cabanas, Hilton, dan Bastos pun sudah bagus. Mungkin karena mereka sama-sama berasal dari Amerika Latin, sehingga sudah mengenal karakter permainan masing-masing,” tutur Jaya.

Namun, menurut dia, bukan hanya Gonzales yang sore itu tampil baik. Jaya menegaskan, tanpa bantuan pemain lainnya, Gonzales pun tidak akan bisa apa-apa. Ia menilai, sejumlah pemain lainnya pun tampil cukup gemilang, sebut saja Hilton, Cabanas, dan Siswanto.

“Pada babak pertama pemain menerapkan pressure yang bagus. Pemain lawan sulit untuk masuk ke daerah pertahanan Persib. Mereka langsung di-cut oleh Hilton dan Cabanas di lapangan tengah. Sayang, suplai bola dari sayap masih kurang. Crossing sayap kita memang kurang bagus. Untung tadi tidak terlalu mendapat tekanan lawan,” katanya.

Sepanjang babak pertama Persib memang menguasai pertandingan dan tidak memberi kesempatan bagi Perkesit untuk mengembangkan permainan. Namun, memasuki babak kedua, tekanan pemain Persib melonggar, hingga lawan bisa menusuk hingga ke jantung pertahanan.

Persib pun baru bisa memecah kebuntuan gol di babak kedua pada menit ke-81. Hal itu menurut Jaya karena masih minimnya variasi bola panjang dan pendek yang diterapkan pemain. “Harusnya ketika di kiri pemain lawan sudah menumpuk, berikan bola panjang ke kanan untuk memecah lawan,” tuturnya.

Dengan kondisi tersebut, Jaya mengaku optimistis, timnya bisa tampil lebih baik pada lanjutan putaran kedua Liga Super Indonesia (LSI). Persib akan memulainya pada 9 Februari, dengan menjamu Persipura di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kab. Bandung.

“Mudah-mudahan grafik Persib terus menanjak dan penampilan baik pemain bisa dipertahankan hingga kompetisi bergulir. Demikian halnya dengan kerja sama Gonzales dan pemain lainnya, mudah-mudahan kian padu dan pemain lain pun semakin termotivasi untuk menampilkan yang terbaik,” ujar Jaya.

Pada babak pertama Persib menurunkan formasi Tema Musadad, Nova Arianto, Maman Abdurahman, Waluyo, Siswanto, Hilton Moreira, Suwita Pata, Lorenzo Cabanas, Gilang Angga Kusumah, Rafael Alves Bastos, dan Christian Gonzales. Dari sebelas pemain itu hanya Gonzales, Cabanas, dan Hilton yang bermain 90 menit penuh. Cecep Supriyatna, Atep, Zaenal Arif, Nyeck Nyobe George Clement, Edi Hafid, Wildansyah, Chandra Yusuf, dan Harri Salisburi masuk pada babak kedua menggantikan rekan-rekannya.

Pada pertandingan tersebut Hariono absen karena pulang ke kampung halamannya dan baru kembali berlatih Selasa pekan ini. Airlangga dan Irwan Wijasmara pun tidak turun dalam pertandingan karena masih dalam masa pemulihan cedera. Irwan cedera tangan, sedangkan Airlangga pada bahunya. (A-150)***


Christian Gonzales Main, Penonton Meluber


FANTASTIS! Sebuah pertandingan uji coba melawan tim Divisi III bisa menyedot hampir 15.000 penonton. Jumlah yang tentu saja tak sanggup ditampung Stadion Persib, Jln. Ahmad Yani, Bandung karena kapasitasnya hanya untuk sekitar 9.000 penonton.

Penonton membeludak hingga memenuhi seluruh sudut stadion. Masih ada ratusan penonton yang tertahan di luar karena sudah tidak bisa mendapatkan celah jalan untuk menerobos masuk stadion.

Tempat penyeberangan di depan stadion dipenuhi bobotoh karena dari sana masih bisa melihat ke lapangan. Beruntung bagi masyarakat yang tinggalnya berdekatan dengan stadion. Mereka masih menyaksikan pertandingan dengan duduk atau berdiri di atap rumah mereka. Sejumlah ruas jalan dekat stadion pun menjadi macet karena parkir kendaraan bobotoh memakan bahu jalan.

Persib memang luar biasa. Hampir setiap pertandingan, walaupun hanya uji coba melawan tim lokal, selalu menyedot animo. Namun, yang terjadi Minggu (1/2) sore, saat Persib melibas Perkesit Cianjur 7-0 (4-0), bisa dibilang fantastis.

Biasanya, walaupun cukup padat, penonton pertandingan uji coba Persib tidak harus sampai berjejal. Entah karena sudah lama tidak melihat tim kesayangannya berlaga di Bandung atau faktor pemain asing kelima Persib, Christian Gonzales.

Namun, sejumlah pihak berspekulasi, kehadiran Gonzaleslah yang membuat penonton begitu bersemangat dan penasaran untuk menyaksikan Persib secara langsung sore itu. Apalagi, pertandingan digelar Minggu, saat sebagian besar menikmati hari liburnya. Seusai pertandingan, bobotoh langsung menyerbu Gonzales untuk minta tanda tangan, foto bersama, dan sekadar bersalaman.

Kondisi itu tak pelak membuat Gonzales yang baru bergabung Jumat lalu itu terkejut. Pemegang tiga gelar top scorer selama tiga musim berturu-turut sejak Liga Indonesia 2005 itu mengaku tidak menyangka dengan sambutan bobotoh Persib.

“Sebelum bertanding saya kaget melihat penonton yang sangat banyak. Saya juga sempat nervous, tapi saya senang sekali. Sambutan di sini luar biasa. Persib benar-benar tim besar. Di kota lain tidak seperti ini,” kata Gonzales ditemui usai pertandingan.

Bagi dia mungkin bukan hanya jubelan penonton yang memadati stadion tempat latihan Persib itu yang mengagetkan. Namun, keberadaan penonton yang berdiri hingga di garis pinggir lapangan pun menjadi pemandangan tak biasa. Apalagi, beberapa di antara mereka melakukan aksi nakal dengan berlari memasuki lapangan untuk merayakan gol Persib.

Walaupun kondisi itu cukup asing baginya, ayah dua anak itu mengaku tidak terganggu dengan ulah bobotoh. Ia justru mengaku tersanjung dan sangat senang dengan atmosfer sepak bola Kota Bandung yang baru dihirupnya tiga hari terakhir ini.

Kendati terhitung baru seumur jagung menjalin kerja sama dengan Persib, Gonzales mengaku belum menemukan kesulitan. Ia menilai, sepak bola merupakan permainan umum yang serupa di semua tempat. Ia hanya mengalami sedikit kendala karena belum mengenal seluruh nama pemain Persib.

“Kerja sama sudah enak. Apalagi di sini banyak teman saya. Ini bukan masalah buat saya. Saya senang di sini. Soal gol, itu bukan sesuatu yang perlu dibanggakan. Ini baru pertandingan uji coba, bukan kompetisi,” kata pemain berjuluk “El Loco” itu.

Bandung dan animo bobotoh-nya memang kerap membius pemain asing yang baru mencicipi iklim sepak bola kota kembang. Ini jugalah yang kerap membuat pemain betah merumput bersama Persib. Apakah Gonzales akan menjadi pemain selanjutnya yang tak berdaya berpisah dengan tingginya animo bobotoh Bandung? (Rika Rachmawati/”PR”)***

“El Loco” Pilih 99


SEJAK berkiprah di Liga Indonesia (LI) bersama PSM Makassar pada LI IX/2003, Christian Gonzales sudah mengenakan kostum dengan nomor punggung yang sempat dianggap keramat, 10. Begitu juga ketika kolektor 146 gol ini, 132 di LI/LSI, 14 di Copa Indonesia, berkostum Persik Kediri sejak LI XI/2005 hingga putaran pertama Liga Super Indonesia (LSI) 2008-2009, nomor punggung 10 tetap berada di bawah “kekuasaannya”.

Namun, ketika dinyatakan resmi bergabung dengan Persib Bandung dengan status pinjaman dari Persik, Gonzales harus melupakan nomor punggung keramatnya itu. Pasalnya, kostum dengan nomor punggung 10 sudah menjadi milik Hilton Mauro Moriera.

Lantas, kostum dengan nomor punggung berapa yang diminta striker kelahiran Montevideo, Uruguay, 30 Agustus 1975 itu?

“Awalnya, Gonzales sempat minta nomor punggung sepuluh, tapi ‘kan tidak bisa karena sudah dipakai Hilton. Lalu, Gonzales sempat juga mengajukan nomor 100 karena ia tetap ingin ada unsur angka 10-nya,” kata pelatih Persib, Jaya Hartono.

Permintaan pemain yang dijuluki “El Loco” yang kedua, sudah bisa dipastikan tidak bisa direalisasikan. Sebab, Badan Liga Indonesia (BLI) hanya memperbolehkan angka 1 sampai 99 untuk dipakai sebagai nomor punggung pemain.

Bagaimana Loco? “Tidak apa-apa. Mungkin, saya akan pilih nomor 99 saja,” jawab Gonzales, sambil tersenyum.

Kalau tidak ada perubahan, Gonzales akan menjadi pemain Persib kedua yang mengenakan kostum dengan nomor punggung 99, setelah Leontin Chitescu (Rumania) pada LI XIII/2007. (endan suhendra/”GM”)**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar